Cahyo Seftyono

Belajar Bersama, Maju Bersama

Cahyo Seftyono

News Analysis-Tribun Jateng: Abaikan Akun Anonim (Sabtu, 23 Juni 2018)

Blog

[Versi asli bagian dari tanya jawab sebelum disesuaikan editor]

Jadi begini, kita memang memasuki era digital yang memungkinkan arus informasi begitu massif. Bahkan hampir bisa dikatakan tidak ada filternya. Apalagi dalam konteks politik kekinian, peran medsos memang berpengaruh pada pembaca yang seringkali tidak rajin dalam mengkonfirmasi kebenaran informasi. Jangankan mengkonfirmasi, banyak juga yang like and share sebatas karena suka pada judul berita. Bukan isi.

Persoalan ini sebenarnya sudah diantisipasi oleh perusahaan medsos, macam FB, Twitter dll yang memverifikasi akun. Jadi siapa pengirim akun itu lebih mudah untuk dikonfirmasi. Di sini penting bagi publik agar tidak mudah juga percaya kabar yang beredar. Harusnya publik hanya percaya dan menanggapi postingan/ tulisan yang memang dilontarkan oleh akun-akun terverifikasi.

Dalam politik sendiri memang kita sering salah paham, antara negative campaign dan black campaign. Negative campaign sebenarnya boleh karena menunjukkan kelemahan politisi. Sedangkan black campaign haram, karena isinya fitnah. Termasuk apa yang dilakukan oleh akun kakekdetektif.

Kasus akun kakekdetektif ini saya kira perlu disikapi berbeda antara publik dan pihak berwenang. Dari sisi publik, tentu sebagaimana sudah saya sampaikan sebelumnya, akun-akun anonim dan tidak terverifikasi sudah semestinya diabaikan saja. Karena susah untuk dikonfirmasi siapa pemberi informasi maupun kebenaran informasinya. Tentu akan menjadi lucu jika kita bermudah-mudah percaya pada informasi yang tidak valid.

Di sisi lain, untuk pihak berwenang, hal ini harus menjadi perhatian khusus. Mereka harus tegas. Tidak hanya karena ada isu politik, tetapi sikap tegas dari aparat dalam menindak akun-akun penyebar fitnah juga akan menghindarkan kita dari konflik horisontal. Setiap warga negara tidak mudah terprovokasi dan saling berprasangka satu sama lain.

Ada juga alternatif lain, menggalang kekuatan silent majority. Banyak di antara kita yang selama ini hanya diam melihat kegaduhan politik yang penuh fitnah. Ada baiknya muncul gerakan di masyarakat untuk mendorong verifikasi informasi. Seperti Tirto.id misalnya. Atau komunitas FB dengan turn back hoax, drone emprit, dst. Kita perlu bersama-sama dengan pihak berwenang untuk meminimalisir budaya fitnah. Karena bangsa ini terlalu berharga jika hanya dihiasi politik tuduh menuduh tanpa bukti.

Pelaporan oleh pasangan Sudirman Said-Ida Fauziyah juga bagus. Memang sudah seharusnya dilaporkan. Dan sudah seharusnya juga aparat menindak tegas. Ini bukan semata urusan politik tapi juga persoalan kebangsaan kita. Relasi antar warga negara yang sehat tidak banyak diwarnai hoax dan fitnah.

Bahwa kemudian dikhawatirkan ini justru membuat citra negatif, itu memang bisa saja. Karena masyarakat kita sebagian lebih suka sensasi dibandingkan fakta.

Itu sebabnya, tim Sudirman Said juga perlu mengimbangi dengan opini publik yang positif. Akan lebih baik juga jika mas Ganjar dan gus Yasin juga mendorong penindakan kasus ini segera. Sebagai bagian dari budaya politik yang tidak semata menang-kalah, melainkan juga santun dan bermartabat.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *